BusanaD32011-LaelaturRachmawati
BusanaD32011-YektiAnastiti
Analisis Konsumen
Obat-obatan dan Jamu Tradisional
A) OBAT
Secara umum obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyebaran penyakit dan atau menyembuhkan penyakit.
Selain pengertian di atas, dalam peraturan di Indonesia pengertian tentang obat juga diatur dalam Permenkes 917/Menkes/Per/x/1993.Yang dimaksud dengan obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Saat ini untuk mendaptkan obat tidaklah sulit karena banyak obat yang dijual bebas tanpa menggunakan resep dokter, namun perlu diperhatikan mengenai komposisi obat tersebut, jangan sampai salah memilih obat. Kenali tanda-tanda yang tertera pada label, adapun tanda – tanda yang harus diperhatikan antara lain:
1) Kode Nomor Pendaftaran DEPKES
TR = Tradisional (dalam negeri)
TL = produk/lisensi Luar negeri
DEPKES RI NO TR ……… (9 digit)
2) Label Obat
DBL ( Di Jual Bebas)
DTL ( Di Jual Terbatas)
DKL/GKL ( Penjualan/Pembelian Harus Dengan Resep Dokter)
3) Komposisi
4) Isi/content
5) Kontra indikasi
6) Aturan pemakaian
7) Peringatan/keterangan lain
8) Nama dan alamat perusahaan
9) Angka-angka:
No. Register D ……… ( diikuti angka)
No. Batch
Mfg date (data produksi) Bln/Th.
Exp. Date ( data kadauarsa) Bln/Th.
Berikut Tips Cara Memilih Obat Warung (obat yang dijual di pasaran) yang Baik:
1) Sesuaikan obat yang dikonsumsi dengan penyakit. Misalnya, batuk, per¬hatikan apakah termasuk jenis batuk kering atau berdahak. Batuk kering bi¬asanya disebabkan iritasi. Sedangkan batuk berdahak disebabkan masuknya virus atau bakteri sehingga tubuh mengeluarkan lendir.
2) Sebagai catatan, obat yang boleh dijual bebas berkode lingkaran hijau, artinya dosisnya aman. Meski demikian, perhatikan kandungan atau dosis¬nya. Bacalah brosur yang meliputi dosis penggunaan, indikasi, efek samping, dan kontraindikasi dengan seksama. Terpenting adalah mengetahui kondisi tubuh diri sendiri terutama fungsi dari ginjal dan hati. Karena dosis yang tercantum dalam obat bebas biasanya un¬tuk yang memiliki fungsi organ normal.
3) Sebaiknya batas waktu mengon¬sumsi obat bebas hanya 3 hari. Jika tidak ada perbaikan, dianjurkan menghentikannya dan segera konsultasi ke dokter.
CARA MENYIMPAN OBAT
Masa penyimpanan semua jenis obat mempunyai batas waktu, karena lambat laun obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan suhu. Akhirnya khasiat obat akan berkurang. Tanda2 kerusakan obat kadangkala tampak dengan jelas, misalnya bila larutan bening menjadi keruh dan bila warna suatu krim berubah tidak seperti awalnya ataupun berjamur. Akan tetapi dalam proses rusaknya obat tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk dan baunya obat tidak berubah, namun kadar zat aktifnya sudah banyak berkurang, atau terurai dengan membentuk zat-zat beracun. berkurangnya zat aktif hanya dapat ditetapkan dengan analisa di laboratorium. Menurut aturan nternasional, kadar obat aktif dalam suatu sediaan diperbolehkan menurun sampai maksimal 10%, lebih dari 10% dianggap terlalu banyak dan obat harus dibuang.
Aturan penyimpanan
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Dan hendaknya di suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak2, agar jangan dikira sebagai permen berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada bungkusbya, mis. insulin.
Lama penyimpanan obat
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka itu terutama obat tetes mata, kuping dan hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau telinga. Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok ukur dan mengeringkannya. Di negara-negara maju pada setiap kemasan obat harus tercantum bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya, diharapkan bahwa di kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di Indonesia secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tsb tidak berlaku lagi. Dalam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari jangka waktu penyimpanan dari sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka. Angka-angka ini hanya merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan menurut petunjuk-petunjuk yang tertera dalam aturan pakai
Jangka waktu penyimpanan
tab/kap 3 tahun salep mata 6 bulan
salep/pasta (tube)
serbuk/tabor
pil
krim/gel (tube)
larutan tetesan
suspensi 3 tahun
1 tahun
1 tahun
6 bulan
6 bulan
6 bulan salep/pasta
pot cairan untuk kulit
tet .telinga
tet/sempr.hidung
krem (pot)
tet/bilasan mata 6 bulan
6 bulan
6 bulan
3 bulan
3 bulan
1 bulan
Berikut beberapa contoh obat yang dijual bebas dan beberapa contoh obat yang dijual terbatas:
a) Contoh Obat yang dijual bebas
1) NEORALGIN
Brand :Kalbe Farma, Tbk. Bekasi-Indonesia
Kode Produksi: 328402, Exp: Agustus-2011
Komposisi: Methampyrone 500 mg, thiamine HCl 50 mg, pyridoxine HCl 10 mg, cyanocoalamin 10mcg, caffeine 50 mg
Indikasi: Meredakan nyeri ringan sampai berat : mialgia, artralgia, neuralgia, sakit gigi, nyeri haid, nyeri karena kanker, kolik ginjal dan kandung kemih, nyeri sesudah melahirkan dan pasca operasi
Dosis:Dewasa : 1-2 kaplet. Anak : ½ – 1 kaplet. Diberikan 3-4 kali sehari
Pemberian Obat: Berikan sesudah makan
Kontra Indikasi: Perdarahan, porfiria
Perhatian: Tukak peptik, penyakit hati berat, riwayat diskrasia darah, hamil, laktasi, bayi, hipersensitif terhadap aspirin. Gangguan hemostatik atau mendapat terapi antikoagulan
Efek Samping: Gangguan GI, ruam kulit, pruritus. Jarang, perdarahan dan tukak GI, lekopenia, agranulositosis
Interaksi Obat:Alkohol, L-dopa, AINS
Kemasan:Kaplet 10
Gambar Produk:
2) PROMAG (Obat Tablet)
o Label: PT. Kalbe Farma Tbk. Bekasi-Indonesia.
o Kode Produksi: 322644, Exp: Februari-2014
o Komposisi: Hydrotalcite, Magnesium, Hidroksida, Mathicone
o Indikasi: Untuk meringankan gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, garstritis, tukak lambung, tukak usus 12 jari dengan gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.
o Dosis dan Cara Pemakaian: Dewasa: sehari 3-4kali, 1-2 tablet. Aanak-anak 6-12thn: Sehari sekali, ½-1 tablet atau menurut petunjuk dokter. Dianjurkan untuk meminum obat ini segera pada saat timbul gejala dan dilanjutkan 1-2 jam sebelum atau sesudah makan dan sebelum tidur malam. Dapat diminum dengan air atau dikunyah langsung.
o Efek Samping: Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala tersebut hilang bila pemakaian dihentikan.
Gambar Produk:
b) Contoh Obat Yang Dijual Terbatas
3) NEOSEP Forte (Obat Tablet)
o Label: PT. Medifarma Laboratories, United American Pharmaceuticals, Ltd. Depok-Indonesia.
o Kode Produksi: 1053501, Exp: Mei-2012
o Komposisi: Fenilpropanolamin Hcl, Klorfeniramin Maleat, Parasetamol, Salisilamida.
o Indikasi: Untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin.
o Aturan Pakai: 3-4 kali sehari, Dewasa: 1 tablet, Anak 6-12: ½ tablet, atau menurut peyunjuk dokter.
o Tidak boleh diberikan pada penderita yang peka terhadap obat simpatomimetik lain(misal efedrin, pseudoefedrin, fenilefrin), penderita tekanan darah tinggi berat, dan yang mendapat terapi obat antidepresan tipe penghambat monoamin oksidase (mao)
o Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
o Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang mempunyai potensi tekanan darah tinggi atau stroke, seperti pada penderita dengan berat badan berlebih (over weight) atau penderita usia lanjut.
o Bila dalam 3 hari gejala flu tidak berkurang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.
o Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing.
Gambar Produk:
B) JAMU
a. Pengertian
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal.Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya.Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan. Selain itu jamu juga diproduksi di pabrik-pabrik jamu oleh perusahaan besar seperti Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago, dan dijual di berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Jamu seperti ini harus dilarutkan dalam air panas terlebih dahulu sebelum diminum. Pada perkembangan selanjutnya jamu juga dijual dalam bentuk tablet, kaplet dan kapsul.
b. Kiat memilih produk jamu
• Perhatikan kemasan jamu sebelum dikonsumsi. Pastikan, pada kemasan jamu itu tercantum registrasi dari Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan).
• Perhatikan pula apakah produk jamu itu diproduksi oleh pabrik atau perusahaan yang memiliki reputasi baik dan dapat dipertanggungjawabkan keberadaannya.
• Sebelum mengonsumsi produk jamu, sebaiknya perhatikan komposisi, khasiat, masa berlaku produk, dan anjuran atau dosis pemakaian.
• Bagaimana jika ingin membuat jamu sendiri? Boleh-boleh saja. Yang penting, bahan-bahan yang Anda gunakan haruslah bahan-bahan yang memang sudah biasa dipakai oleh masyarakat untuk membuat jamu. Anda tahu bukan, tidak semua tumbuhan aman bagi kesehatan? Ada juga tanaman yang beracun. Selain itu, dalam membuat jamu, kebersihan harus dijaga.
c. Yang Harus Diperhatikan Aturan Menggunakan Jamu
Pada saat menggunakan jamu ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Bacalah dengan benar-benar petunjuk dalam menggunakan Jamu berbahan tanaman obat dibawah ini:
1. waktu memetik bahan jamu
Agar mendapatkan bahan jamu yang terbaik dari tanaman perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan bahan yang berkhasiat:
Dibawah ini adalah cara pemetikan bahan yang akan kita buat :
a) Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak
b) Bunga dikumpulkan sebelum atau sesudah mekar
c) Buah dipetik dalam keadaan masak
d) Akar. Rimpang (Rhizoma), umbi (tuber) dan umbi lapis (bulbus), dikumpulkan sewaktu proses tumbuhan berhenti
2. PENCUCIAN DAN PENGERINGAN
Bahan tanaman yang sudah dikmpulkan langsung dicuci bersih dan sebaiknya dicuci pada air yang mengalir. Agar tanaman dapat dibersihkan samapi ke kotoran yang melekat, baik yanah, cacing , apalagi PESTISIDA, karena PESTISIDA itu sering diunakan oleh para petani untuk membasmi serangga.
3. Cara pengeringan bahan jamu:
Bila bahanya besar atau banyak mengandung air, dapat dipotong-potong secukupnya.
Pengeringan dapat dilakukan dibawah sinar matahari atau juga dapat dilakukan dengan mengangin-nganginkan ditempat teduh dan bersih asalkan udaranya baik.
4. Cara Merebus Ramuan
Perebusan dilakukan pada pot tanah atau keramik atau panci email. Pot keramik (ceramic clay pot) bisa di beli di toko obat tradisional.
Jangan merebus jamu dengan mengunakan panci dari bahan besi, alumunium atau kuningan, karena dapat menimbulkan endapan, konsentrasi obat yang lemah, terbentuknya racun (toksik) atau menimbulkan epek samping akibat terjadinya air yang digunakan untuk merebus harus 100% air bersih. Bahan obat dimasukan kedalam pot tanah, masukan air sehingga bahan obat terendam seluruhnya dan permukaan air berada sekter
30 mm diatasnya. Perebusang dimulai apabila air sudah meresap kedalam bahan ramuan obat. Rebus dengan api yang sesuai.
Obat yang bersifat menguatkan (tonik) direbus dengan api kecil sehingga ramuan yang aktif dapat secara lengkap dikeluarkan dari air rebusan . tanaman yang mengandung racun direbus dengan api yang kecil dalam waktu yang lama sekitar 3-5 jam untuk mengurangi kadar racunnya. Sedangkan nyala api yang besar dikeluarkan untuk penyembuhan pada orang yang sakit seperti demam, Flu dll dipakai untuk mengeluarkan keringat.
Ada cara perebusan yang sedikit berbeda dari cara yang diatas, karena adanya bahan – bahan yang memerlukan perlakuan khusus seperti:
5. Direbus terlebih dahulu
Dilakukan apabila ada bahan obat yang besar atau keras dan sukar diekstrakan. Seperti kulit kerang atau mineral. Bahan tersebut dihancurkan dan direbus terlebih dahulu kira – kira 10 menit sebelum bahan obat lainnya dimasukan.
Direbus dalam bungkusan
Beberapa bahan obat seperti biji daun sendok (plantain seed) dan bunga inula (Inula flower), harus dibungkus terlebih dahilu dengan kain sebelum direbus. Jika tidak akan menimbulkan kekeruhan dan menghasilkan bahan yang iritasi pada tenggorokan.
Direbus paling akhir
Dilakukan bila ada bahan obat yang mudah menguap atau. Bahan aktifnya mudah terurai. Misalkan peppermint, akar costus atau bahan pewangi lainnya. Bahan tersebut terakhir, kira – kira 4-5 menit menjelang rebusan siap diangkat.
Dididihkan perlahan – lahan atau direbus terpisah
Perebusan cara ini dilakukan dengan maksud untuk menghindarkan kerusakan pada zat berkhasiat atau terserapnya zat berkhasiat bila direbus bersama bahan lain. Contohnya ginseng. Irislah bahan ini tips – tipis kemudian direbus secara terpisah – pisah dalam pot tertutup dengan api kecil selama 2-3 jam.
Dilarutkan melalui penyeduhan
Ada beberepa macam minum jamu bahan obat yang lengket, kental atau mudah terurai bila direbus terlalu lama dengan bahan obat lainnya atau mudah melekat didinding pot. Sehingga pengeluaran bahat aktif obat lain terhambat. Contohnya gelatin kulit keledai dan malt sugar. Bahan yang seperti ini tidak direbus bersama bahan lain. Masukan kedalam cangkir, lalu seduh dengan rebusan air obat
WAKTU MINUM JAMU
Berikut ini beberapa langkah dalam meminum jamu. Biasanya jamu diminum sebelum makan. Bila jamu tersebut merangsang lambung, maka jamu tersebut diminum setelah makan. Obat yang berkhasiat menguatkan (tonik), diminum sewaktu perut kosong. Obat yang berkhasiat menenang kan diminum swaktu hendak tidur. Bila penyakit yang baru terjadi diminum setiap saat. dan apabila penyakit yang di dertia sudah lama diminum sesuai jadwal teratur.
CARA MINUM JAMU
Jamu biasanya diminum satu dosis sehari. Di bagi untuk 2-3 kali minum. Umumnya jamu diminum selagi masih hangat. Terutama untuk pengobatang Sidroma Luar. Setelah minum obat pakailah pakaian yang hangat agar dapat mengeluarkan keringat.
Untuk Pengobatan Sidroma panas, jamu diminum dalam keadaan dingin. Pada pengobatan Sidroma dingin, jamu diminum dalam keadaaan hangat. Jamu yang agak beracun diminum sedikit demi sedikit. Tetapi sering. Tambahkan dosisnya secara bertahap sehingga epek pengobatan tercapai.
LAMA PENGOBATAN
Tanaman berkhasiat obat yang nantinya digunakan sebagai jamu yang masih berupa simplisia, hasil pengobatannya tampak lambat bersifat konstruktif. Berbeda dengan bahan kimiawi yang bahannya keliatannya lebih cepat tetapi bersifat destruktif (merusak bagian yang lain
Jadi seseorang janganlah tidak terlalu fanatik menggunakan jamu saja atau hanya sebaliknya hanya menggunakan bahan kimiawi. Semua bisa digunakan asal sesuai atuaran